Beranda | Artikel
Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia
Rabu, 2 Januari 2019

Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh:  Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada Jum’at,  22 Rabbi’ul Awwal 1440 H / 30 November 2018 M.

Khutbah Jum’at Pertama Tentang Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya seseorang manusia hidup diatas keinginannya. Ketika keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, maka ia akan berusaha untuk meraih kehidupan akhirat. Tetapi ketika ia keinginannya adalah kehidupan dunia, maka ia pun akan terus berselancar di atas dunia dan ia pun kemudian berat untuk menuju kehidupan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat Tirmidzi:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ

“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah dunia

فرَّقَ عليهِ شملَهُ

“Allah akan cerai beraikan urusannya”

جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

“Dan Allah akan jadikan kefakiran itu di pelupuk matanya.”

وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ

“Dan dunia pun tidak akan mendatanginya kecuali sesuai dengan yang ditakdirkan saja untuknya.”

مَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ هَمَّهُ

“Tapi siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat”

جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ

“Allah akan kokohkan urusannya.”

وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ

“Dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya.”

وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

“Dan dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan hina di matanya.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini menyebutkan tentang keinginan dua orang. Yang satu keinginan terbesarnya adalah kehidupan dunia dan yang satu keinginan terbesarnya ialah kehidupan akhirat. Sementara Akhirat jauh lebih kekal, jauh lebih baik daripada kehidupan dunia. Namun itu sangat memberikan pengaruh dalam kehidupan seorang manusia.

Ketika seseorang keinginan terbesarnya adalah dunia, dia menginginkan dunia berupa harta, berupa kedudukan, maka pada waktu itulah dia kan bersungguh-sungguh mencari dunia. Namun dunia itu menipu, namun dunia itu awalnya adalah kelelahan dan akhirnya adalah penyesalan dan kekhawatiran. Namun dunia itu hanyalah memberikan kepadanya iming-iming. Dia lelah, dia banting tulang untuk mencari dunia, ternyata ia tidak mendapatkan kecuali apa yang Allah takdirkan saja untuknya.

Para pencari dunia seringkali kehilangan keikhlasan disaat ia ibadah. Ternyata keinginan terbesarnya ialah kehidupan dunia, sehingga AllAh tidak memberikan pahala apa-apa untuknya. Allah berfirman dalam surat Hud:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud[11]: 15-16)

Ketika dunia itu menjadi keinginan terbesar, maka dia menginginkan dunia dan itu yang terbesar di hatinya. Sehingga akhirnya untuk ikhlas karena Allah adalah sesuatu yang paling berat bagi dia. Ketika seseorang pergi ke masjid misalnya, ternyata motivasi dia adalah hanya sebatas dunia. Ketika seseorang shalat dhuha misalnya, ternyata motivasi terbesar dia agar dimudahkan rezekinya. Ketika dunia tidak mendatanginya, maka ia pun kemudian menjadi orang yang paling malas menuju kehidupan akhirat. Karena keinginannya tak tercapai dari kehidupan dunia ini.

Akibat dari pada hatinya yang begitu sangat besar keinginannya terhadap dunia, terkadang sama sekali tidak peduli dengan halal dan haramnya yang Allah telah bataskan kepada dirinya. Mereka menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan kehidupan dunia, mendapatkan harta, mendapatkan kedudukan, maka yang seperti ini sangatlah membahayakan seseorang. Bahkan lebih berbahaya daripada serigala lapar yang dikirim kepada sekelompok domba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepaskan pada sekelompok domba, lebih berbahaya dari orang yang sangat tamak dan rakus terhadap harta, lebih berbahaya untuk agamanya” (HR. Tirmidzi)

Orang yang harapan yang hanya dunia saja, ia akan menjadi hamba yang mudah untuk  putus asa. Orang yang harapannya hanya dunia saja, akan menjadi orang yang apabila ia berusaha didalam kehidupannya, usahanya tiada lain adalah untuk dunia. Sehingga akhirnya, pengetahuannya yang terbesar adalah dunia, keilmuan dan puncak keilmuannya adalah dunia. Dan inilah orang yang dicela oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firmanNya:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿٧﴾

Mereka hanya berilmu tentang kehidupan dunia, sementara mereka lalai tentang kehidupan akhirat” (QS. Ar-Rum[30]: 7)

Dan dalam hadits yang dihasilkan oleh Syaikh Salim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan:

إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ سَخَّابٍ بِالأَسْوَاقِ، جِيفَةٍ بِاللَّيْلِ، حِمَارٍ بِالنَّهَارِ، عَالِمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا، جَاهِلٍ بِأَمْرِ الآخِرَةِ

Sesungguhnya Allah membenci tiap-tiap orang yang keras hati lagi kasar, rakus serta sombong, suka berteriak-teriak di pasar-pasar, bagai bangkai di malam hari dan bagai keledai di siang hari, pintar urusan dunia namun bodoh akan urusan akhirat.

Semua itu akibat keinginan dia yang terbesar adalah dunia. Dia menganggap dunia segala-galanya sehingga akhirnya hatinya tidak diberikan oleh Allah kekayaan, hatinya penuh dengan kerakusan, hatinya penuh dengan kepelitan, hatinya merasa dirinya paling fakir di dunia, tak pernah puas dengan yang Allah berikan kepadanya, tidak memiliki qana’ah.

Berbeda dengan orang yang menginginkan kehidupan akhirat. Ketika akhirat itu yang terbesar dihatinya, dia menginginkan kebahagiaannya yang terakhir adalah akhiratnya. Maka ia akan menjadi hamba yang senantiasa ikhlas, hatinya lapang dalam menghadapi berbagai macam ujian dan musibah. Ketika kehidupan akhirat itu yang terbesar di hatinya, ia menjadi orang yang paling tabah dan paling sabar dalam menghadapi berbagai macam ujian yang menerpa dalam kehidupan dunia. Karena ia sadar bahwa ujian-ujian itu hakikatnya menambah pahala di sisi Allah dan menggugurkan dosa-dosa. Ia beriman kepada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan gugurkan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari no. 5210)

Bagaimana ia tidak akan sabar? Sementara keinginan terbesarnya adalah keridhaan Allah dan kehidupan akhirat. Bagaimana aa tidak akan tegar? Sementara yang diharapkan paling besar Allah surga Allah yang akan kekal. Dia sadar, bahwasanya kesenangan dunia tak akan lama. Ia sadar, bahwasanya kesenangan dunia itu fana, sebentar saja ia akan habis dan hancur. Lalu ia akan meninggal menuju kehidupan akhirat. Tentu ketika orang yang seperti ini, keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, maka ia menjadi orang yang paling takut apabila agamanya yang rusak.

Berbeda dengan para pecinta dunia yang keinginan terbesar dia adalah dunia. Dia tidak peduli apakah agamanya akan rusak? Apakah imannya akan rusak? Dia tidak peduli, yang terpenting ia mendapatkan harta dan kedudukan yang ia inginkan.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua Tentang Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Orang yang hatinya penuh berharap kepada kehidupan akhirat, yang menjadikan akhirat keinginan terbesar dalam dadanya, dia akan menjadi hamba-hamba yang senantiasa menginginkan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana Allah berfirman:

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾

Dan kepada Rabbmu handaklah kamu berharap” (QS. Asy-Syarh[94]: 8)

Maka hatinya pun penuh dengan qana’ah. Ia merasa puas dengan yang Allah berikan kepadanya. Sehingga ia diberikan kekayaan hati. Dan sungguh kekayaan hati itu tidak bisa dibandingkan dengan kekayaan harta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Bukanlah kekayaan itu hakikatnya dengan banyaknya harta benda, akan tetapi hakikat kekayaan itu kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari no. 6446 & Muslim no. 1051)

Imam Syafi’i berkata:

إذا ما كنـت ذا قلـب قنــوع، فأنـت ومـالـك الـدنيا ســواء

Apabila kamu memiliki hati yang penuh qana’ah, maka engkau dan raja-raja dunia pun setara

Orang yang menginginkan kehidupan akhirat tidak berharap terkenal dalam kehidupan dunia. Yang ia inginkan adalah terkenal di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Manusia kenal atau tidak kenal itu tidak penting bagi dia. Orang yang menginginkan kehidupan akhirat, tidak peduli dengan cacian manusia bila ia tahu ia berada diatas kebenaran dan keridhaan Allah. Pujian manusia ataupun cacian manusia sama sekali tidak memberikan pengaruh dalam hatinya. Karena ia tidak mengharapkan pujian mereka, ia juga tidak terpengaruh oleh cacian mereka. Karena ia sadar bahwa cacian manusia tidak akan memberikan bahaya apa-apa untuk akhiratnya. Karena keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat.

Ummatal Islam,

Maka ia berusaha untuk mendekatkan dirinya kepada Allah. Orang yang pengharapan terbesarnya akhirat, menjadi orang yang kuat dalam beribadah kepada Allah, menjadi orang yang kuat dalam istiqomah dalam kehidupannya, menjadi orang yang kuat menjauhi berbagai macam maksiat kepada Allah. Karena keinginan terbesar ialah kehidupan akhirat.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Dengarkan dan Download Khutbah Jum’at Tentang Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45583-orang-yang-menginginkan-kebahagiaan-akhirat-dan-kebahagiaan-dunia/